Pramono Anung: Wajah Betawi Harus Tertanam dalam Kehidupan Jakarta

 

 

 

Budaya Betawi Bukan Sekadar Seremonial

 

Dalam acara "Jakarta Dalam Warna" di Bundaran HI, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa budaya Betawi harus menjadi bagian hidup masyarakat, bukan hanya tampil saat perayaan. Ia ingin wajah Jakarta sebagai kota global tetap mencerminkan akar budaya Betawi yang kuat dan otentik. Pemprov DKI pun menggencarkan pemaknaan budaya ini di berbagai lini kehidupan, termasuk mewajibkan busana Betawi dalam pelantikan pejabat.

 

 

 

Harapan untuk Jakarta yang Inklusif dan Berbudaya

 

 

Pramono menyampaikan bahwa Jakarta bukan hanya milik warga asli Betawi, tetapi juga para pendatang dan pekerja dari kota-kota sekitar. Ia ingin semua warga merasakan harapan hidup yang lebih baik di Jakarta, terwakili oleh warna-warni dalam festival tersebut. Pemprov juga tengah memperbaiki sistem transportasi Transjabodetabek agar mobilitas warga dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi semakin mudah.

 

 

 

Rekor MURI dan Agenda Budaya Berkelanjutan

 

Festival "Jakarta Dalam Warna" berhasil mencetak rekor MURI sebagai pertunjukan kolosal budaya dengan 5.000 pesilat dan 2.000 penari. Pramono berjanji akan terus menggelar agenda budaya serupa di bulan-bulan mendatang, termasuk pada Agustus nanti. Tujuannya adalah agar masyarakat Jakarta semakin mencintai budayanya dan menjaga kota tetap aman, nyaman, dan penuh warna.

Kalau kamu mau aku bantu ubah jadi konten promosi budaya atau artikel opini tentang pelestarian tradisi, tinggal bilang aja ya!